Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman (Foto: sumedangkab.go.id) |
ZUMEDANG.BIZ.ID. Sumedang, 9 Januari 2024 - Kabupaten Sumedang diguncang oleh tragedi memilukan saat seorang anggota Satuan Brigade Mobil (Satbrimob) Polda Jabar, Aipda Hadiyanto, gugur saat bertugas di Bendung Disposal Cihamerang, Desa Sukasirnarasa, Kecamatan Rancakalong. Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman, menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian pahlawan tersebut, sementara tim SAR Brimobda Jabar masih berupaya melakukan evakuasi dan penanganan bencana.
"Saya atas nama Pemda Kabupaten Sumedang turut berduka cita atas meninggalnya Aipda Hadiyanto akibat insiden yang terjadi di Bendung Cihamerang Rancakalong," ungkap Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman, dalam konferensi pers di Balai Desa setempat.
Kejadian tragis itu berlangsung pada Selasa, 9 Januari 2024, ketika Aipda Hadiyanto sedang bertugas mengidentifikasi kerusakan pada Bendung Cihamerang. Menurut laporan yang diterima oleh Pj Bupati Sumedang, korban tersedot aliran air bendung sekitar pukul 14.00 WIB, di saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Herman menjelaskan bahwa tim SAR Brimobda Jabar turun ke bendungan dengan peralatan lengkap untuk mencari titik saluran air yang bermasalah. Namun, dalam waktu singkat, sekitar satu jam setelah mereka tiba di lokasi, Aipda Hadiyanto terbawa arus air ke dalam gorong-gorong, menyisakan duka mendalam dan kesedihan di tengah-tengah rekan-rekannya.
Bendung Cihamerang sendiri merupakan bagian dari proyek pembangunan Tol Cisumdawu yang telah lama menjadi sumber kontroversi. Herman menyebutkan bahwa selama musim hujan, air permukaannya meningkat, merusak lahan penduduk sekitar dan menimbulkan kerugian signifikan. "Saya mendapat laporan dari Kepala BPBD dan camat setempat, ada beberapa keluarga yang terdampak, dan saat ini sudah dievakuasi ke GOR Balai Desa," tambah Herman.
Lebih lanjut, Herman mengungkapkan fokusnya saat ini terletak pada upaya evakuasi dan penanganan darurat untuk memastikan tidak ada lagi warga yang terancam jiwa maupun harta bendanya. Namun, di tengah-tengah kesedihan atas kehilangan Aipda Hadiyanto, Herman menegaskan perlunya menyelesaikan masalah di Bendung Cihamerang dengan serius dan menyeluruh.
"Nanti kita diskusikan, agar persoalan Cihamerang ini kita selesaikan karena sudah beberapa tahun disposalnya cukup banyak. Perlu waktu dan perlu kajian yang mendalam mencarikan solusi yang tepat," pungkasnya.
Bendung Cihamerang, yang menjadi sasaran utama identifikasi Aipda Hadiyanto, sebelumnya telah menjadi sorotan masyarakat dan pemerintah setempat. Pembangunan Tol Cisumdawu memang telah membawa manfaat dalam meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi, tetapi dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat setempat juga menjadi perhatian serius.
Latar Belakang Bendung Cihamerang
Bendung Cihamerang adalah bagian dari proyek infrastruktur besar, yaitu pembangunan Tol Cisumdawu, yang menghubungkan Kabupaten Sumedang dengan Kabupaten Cirebon. Proyek ini bertujuan untuk mempercepat mobilitas dan meningkatkan konektivitas antarwilayah.
Namun, sejak awal, proyek ini telah menimbulkan kontroversi dan kritik dari beberapa pihak. Salah satu dampak yang paling terasa adalah terkait dengan Bendung Cihamerang yang dibangun sebagai disposal untuk menangani aliran air dari proyek tersebut. Dalam kondisi normal, bendung ini berfungsi sebagai pengendali aliran air dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
Pada musim hujan, air permukaan meningkat, dan lahan di sekitarnya sering kali terendam banjir. Hal ini menyebabkan kerugian bagi penduduk setempat yang lahan mereka terdampak. Selain itu, adanya sungai atau gorong-gorong yang terbentuk dari bendung ini sering menjadi tempat penumpukan air, meningkatkan risiko banjir.
Upaya Evakuasi dan Tanggap Darurat
Sementara tim evakuasi terus berupaya mengevakuasi korban dan mengidentifikasi potensi bahaya lainnya, Pj Bupati Herman Suryatman menekankan perlunya fokus pada keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Evakuasi dilakukan dengan bantuan tim SAR Brimobda Jabar, BPBD, dan berbagai pihak terkait.
Herman juga menjelaskan bahwa beberapa keluarga yang terdampak telah dievakuasi ke GOR Balai Desa. Pemerintah setempat bekerja sama dengan berbagai lembaga dan relawan untuk memberikan bantuan dan tempat yang aman bagi warga yang membutuhkan.
Kontribusi Aipda Hadiyanto dan Pengorbanannya
Aipda Hadiyanto, sebagai anggota Satbrimob yang gugur dalam tugasnya, meninggalkan kesan mendalam dalam komunitasnya. Sebagai bagian dari tim yang bertugas mengidentifikasi potensi kerusakan dan mengamankan wilayah terdampak, pengorbanannya menunjukkan dedikasi yang tinggi terhadap tugasnya.
Anggota Satbrimob, yang memiliki pelatihan khusus dalam penanganan situasi darurat dan keamanan, sering kali ditempatkan di lokasi-lokasi yang berpotensi berbahaya. Aipda Hadiyanto, dengan penuh keberanian, memilih bertugas dalam keadaan cuaca ekstrem dan situasi yang menantang.
Tanggapan Pemerintah dan Keterlibatan Masyarakat
Sementara pemerintah setempat berupaya menangani kondisi darurat dan mengevakuasi warga terdampak, keterlibatan masyarakat juga menjadi kunci dalam menghadapi krisis ini. Kepala BPBD dan camat setempat berkolaborasi dengan pihak terkait untuk memastikan distribusi bantuan dan perhatian medis bagi yang membutuhkan.
Pj Bupati Herman Suryatman menyuarakan urgensi dialog dan kerja sama untuk mencari solusi jangka panjang terhadap permasalahan di Bendung Cihamerang. "Nanti kita diskusikan, agar persoalan Cihamerang ini kita selesaikan karena sudah beberapa tahun disposalnya cukup banyak. Perlu waktu dan perlu kajian yang mendalam mencarikan solusi yang tepat," kata Herman.
Tantangan dan Kajian Mendalam untuk Solusi yang Berkelanjutan
Masalah Bendung Cihamerang menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat. Untuk mencari solusi yang berkelanjutan, kajian mendalam terhadap dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi perlu dilakukan. Keterlibatan pakar, akademisi, dan masyarakat lokal dapat menjadi kunci dalam menghasilkan kebijakan yang bijaksana dan solusi yang efektif.
Perlunya menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan dampaknya terhadap lingkungan serta masyarakat menjadi krusial. Pengelolaan risiko bencana, penguatan sistem peringatan dini, dan peningkatan kapasitas dalam penanganan situasi darurat juga perlu menjadi fokus untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan.
Kesimpulan: Menghormati Pengorbanan dan Mencari Solusi Bersama
Tragedi di Bendung Cihamerang bukan hanya sekadar insiden, tetapi juga merupakan panggilan untuk bersama-sama mencari solusi terbaik. Pengorbanan Aipda Hadiyanto harus dihormati dengan memastikan bahwa tindakan konkrit diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pemerintah, pakar, akademisi, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam upaya mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Dialog terbuka, transparansi, dan partisipasi publik menjadi kunci dalam menghadapi tantangan kompleks seperti ini.
Kita berharap agar tragedi ini tidak hanya menjadi awal perubahan, tetapi juga momentum untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dan aman. Semoga pengorbanan Aipda Hadiyanto menjadi pijakan untuk menguatkan sistem penanganan darurat, memperkuat infrastruktur, dan meningkatkan kewaspadaan akan dampak lingkungan.
Dalam suasana duka yang mendalam, Sumedang bersatu untuk mengenang pahlawan yang telah gugur demi keselamatan warga dan merenung bersama untuk mencari solusi yang memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi semua.